Rabu, 24 Juni 2009

filsafat pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diakui atau tidak, kualitas kepribadian anak didik kita belakangan ini kian memprihatinkan. Maraknya tawuran antar remaja Di berbagai kota ditambah dengan sejumlah perilaku mereka yang cenderung anarkis, meningkatnya penyalahgunaan narkoba, dan suburnya pergaulan bebas di kalangan mereka adalah bukti bahwa pendidikan kita telah gagal membentuk akhlak anak didik. Pendidikan kita selama ini memang telah melahirkan alumnus yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan formal yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan yang ada tidak berhasil menanamkan nilai-nilai kebajikan. Kita lihat berapa banyak lulusan pendidikan memiliki kepribadian yang justru merusak diri mereka. Tampak dunia pendidikan di Indonesia masih dipenuhi kemunafikan karena yang dikejar hanya gelar dan angka. Bukan hal mendasar yang membawa peserta didik pada kesadaran penuh untuk mencari ilmu pengetahuan dalam menjalani realitas kehidupan. Pendidikan semacam itu tidak terjadi di negeri ini sebab orientasinya semata-mata sebagai sarana mencari kerja. Kenyataannya yang dianggap sukses dalam pendidikan adalah mereka yang dengan sertifikat kelulusannya berhasil menduduki posisi pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi. sementara nilai-nilai akhlak dan budi pekerti menjadi `barang langka’ bagi dunia pendidikan.
Melalui buku Filsafat Pendidikan Islami, Ahmad Tafsir menggugat pendidikan kita yang masih menghasilkan lulusan berakhlak buruk seperti suka menang sendiri, pecandu narkoba dan hobi tawuran, senang curang dan tidak punya kepekaan sosial, atau gila harta dan serakah. Kegagalan pendidikan bukan hanya diukur dari standar pemenuhan lapangan kerja. Masalah yang lebih besar adalah pendidikan kita belum bisa menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia. Ahmad Tafsir menegaskan, bangsa-bangsa yang dimusnahkan Tuhan bukan karena tidak menguasai iptek atau kurang pandai, namun karena buruknya akhlak. Karena itu, mengutip kata-kata bijak para filosof, pendidikan sejatinya ditujukan untuk membantu memanusiakan manusia. Pendidikan tersebut harus mencakup unsur jasmani, rohani dan kalbu. Implementasi ketiga unsur itu dalam format pendidikan niscaya menghasilkan lulusan dengan nilai kemanusiaan yang tinggi. Hanya saja, kita melihat pendidikan di Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan bahkan jauh tertinggal dengan Negara-negara berkembangan lainnya. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari rendahnya kualitas SDM yang dihasilkan. Pendek kata, pendidikan kita belum mampu mengantarkan anak didik pada kesadaran akan dirinya sebagai manusia. Padahal, manusia adalah pelaku utama dalam proses pendidikan.


B. Rumusan Masalah

Dari kutipan diatas dapat diambil suatu rumusan masal antara lain :
1. Apa fungsi filsafat dalam dunia pendidikan
2. Apa yang melatar belakangi munculnya filsafat pendidikan
3. Siapa pelaku utama dalam dunia pendidikan.


C. Batasan Penulisan dan Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui filsafat pendidikan, fungsi dan tujuannya dalam suatu pendidikan. Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka kami menyajikanan hanya berupa teori yang tidak begitu luas seperti :
1. Pengertian filsafat pendidikan
2. Latar belakang munculnya filsafat pendidikan
3. Pengertian pendidik, anak didik dan peserta didik
4. Perbedaan mengajar dan mendidik









filsafat pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan

Kata filssafat bukan kata yang asing lagi bagi kita, karena sudah lazim dipakai dalam percakapan sehari-hari. Meskipun demikian perlu diketahui rangkaian, pembahasan dan apa yang terdapat di dalamnya.
Krena filsafat berkonotasi dengan akar kata yang abstrak yang mengandung nilai-nilai dasar tertentu, urgen sekali bagi kita untuk mengetahui pengertian filsafat baik menurut bahasa (etimologi) maupun menurut istilah (terminologi).
1. Filsafat menurut bahasa
Menurut al-farabi, kata filsafat atau falsafah diadopsi dari bahsa Yunani yakni “philosophia”. Philo berarti cinta dan sophia berarti hikmah/kebenaran. Jadi philosophia berarti cinta hikmah atau cinta kebenaran.(poerwanto 1991 : 1).
Harun Nasution mengungkapkan bahwa filsafat itu berasal dari bahasa yunani yaitu ; “philien” berarti cinta dan “sophos” berarti hikmah. Jadi filsafat berarti “cinta kepada hikmah”.
Ada juga yang mengatakan bahwa kata “philos” berarti “cinta” dan “sophia” berari “kiebenaran”. Jadi “cinta akan kebenaran”.
Berangkat dari berbagai pengertian menurut bahasa diatas, memberikan gambaran definisi sebagai berikut : pengetahuan tentang hikmah, pengetahuan tentang prinsip, mencari kebenaran dan membahas dasar-dasar yang dibahas.
2. Filsafat menurut istilah
Al-kindi (796-876) mengatakan bahwa filsafat adalah suatu pwengetahuan yang dibagi kedalam tiga lapangan pembahasan yaitu ilmu fisika, ilmu matematika, dan ilmu ketuhanan.
Sedangkan menurut plato bahwa filsafat itu tidak lain dari pengetahuan tentang segala benda , tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
Pendapat yang lebih luas lagi dikemukakan oleh Sidi Gazalba (1967 : 16), menurutnya filsafat adlah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran inti atau hakikat mengenai sesuatu yang ada.
Jadi dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai kehiduan manusia dan merupakan hasil pemikiran yang sistematis menyeluruh, mendasar dalam mencari sebuah kebenaran.
3. Pendidikan
Dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 ayat 1 menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak muliua, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dapat pula diartikan sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba (1989 : 19) yaitu : “bimbingan atas terdidik menuju terbentuknya kepribadian hidup yang utama”.
Untuk mengartikan filsafat pendidikan banyak para ahli filsafat memberikan pendapatnya seperti :
· John Dewey, filsafat adalah teori umum dari pendidikan sebagai landasan pemikiran umum mengenai pendidikan.
· Al-syaibany (1979 : 12) filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaedah falsafah dalam bidang pendidikan.
· Thomson memandang filsafat sebagai suatu bentuk pemikiran yang konsekuen tanpakenal kompromi tentang hal-hal yang diungkapkan secara jelas dan bulat.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pemkiran-pemikiran yang tersusun secara filosofis. Dengan kata lain, pemikiran-pemikiran tentang filsafat pendidikan. Dari pengertian ini terkandung makna bahwa pemikiran tersebut memandang pendidikan dengan segala aspeknya secara hakikat.

B. Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan mengandung makna berpikir kritis, sistematis, dan radikal tentang berbagai problem kependidikan guna pencarian konsep-konsep dan gagasan-gagasan yang dapat mengarahkan manusia dalam rancangan yang integral agar pendidikan benar-benar dapat menjawab kebutuhan masyarakat dalam rangka kemajuan-kemajuan.
Lahirnya aliran-aliran dalam filsafat pendidikan pun selalu didasarkan atas keinginan menciptakan manusia-manusia ideal melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu pula berbagai pemikiran kependidikan pun akan selalu mengacu pada cara pandang seseorang atau sekelompok orang dalam menilik eksistensi manusia dalam memperoleh pengalaman-pengalaman yang pada gilirannya akan membentuk peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri.
Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan . Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.
Urgensinya mempelajari filsafat pendidikan menurut pendapat Knight ada empat yaitu :
1. Membantu pendidik menjadi faham persoalan-persoalan mendasar dalam pendidikan.
2. Memungkinkan para pendidik untu mengevaluasi secara lebih baik mengenai berbagai tawaran yang merupakan solusi bagi persoalan tersebut.
3. Membekali pendidik berfikir kreatif tentang tujuan bidup dan pendidikan.
4. Memberikan bimbingan dalam mengembalikan satu program pendidikan yang berhubugan secara realistis dengan konteks dunia global yang luas.
Jelas sudah dari fungsi dan tujuan filsafat pendidikan, yang sangat penting bagi manusia khususnya seorang pendidik (guru).


C. Pendidik dan anak didik (peserta didik)

1. Pendidik

Dari segi bahasa, pendidik adalah orang yang mendidik. Dari pengertian ini muncul suatu kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan berupa mendidik. Adapun pengertian pendidik menurut istilah dikemukakan oleh para ahli pendidikan islam, di antaranya :
Ahmad D. Marimba (1989 : 62) yang menyatakan bahwa pendidik ialah orang (dewasa) yang memikul tanggung jawab untuk mendidik.
Ahmad Tafsir berpendapat, pendidik itu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi anak didik, baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Dan menurutnya tanggung jawab yang pertama dan utama terhadap pendidikan anak adalah orang tua anak didik.
Menurut UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1, yang dimaksud dengan pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan/atau melatih pesert didik.
Secara umum, pendidik dapat diklafikasikan menjadi dua yaitu ; pendidik kodrati dan pendidik profesi ( Abuddin Nata1997 : 61-68 ).
1. Pendidik kodarati, yaitu oarang yang memang fitrahnya mempunyai kewajiban atau panggilan untuk mendidik. Pendidik kodrati menjadi tanggung jawab orang tua. Menurut Ahmad Tafsir ( 1991 : 74 ) bahwa dalam islam, orang tua adalah yang paling bertanggung jawab terhadap anak didik. Hal ini disebabkan dua hal : karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan ditakdirkan pula mendidik anaknya. Dan karena kepentingan kedua orang tua, yaitu berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anak merupakan suksesnya orang tua. Tanggung jawab pertama dan utama ini berdasar firman Allah QS : Al-tahrim : 6, yang artinya “hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka.”
2. Pendidik profesi, ialah orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan, yang tentunya orang-orang tersebut memiliki keahlian dalam menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan pendidikan. Orang-orang yang dikatakan dalam pendidik profesi adalah para “guru”(Abuddin Nata 1997 : 61-68 ).
Dapat sebuah kesimpulan bahwa pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai kholifah dimuka bumi, sebagai mahluk sosial, dan mandiri.
Ada syarat yang harus dipenuhi seseorang jika ingin menjadi seorang pendidik yang profesional. Menurut M. Ali (uzer usman 1998 : 15 ), ada 5 syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yaitu ;
1. Memiliki keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai bidang profesinya.
3. Adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Selain syarat-syarat tesebut, menurut Uzer Usman (1998 : 15 ), seorang guru yang profesional harus memiliki kode etik, serta diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. Berdasarkan rumusan yang disusun oleh tim penyusun buku teks ilmu pendidikan islam perguruan tinggi agama / IAIN, syarat yang harus dipenuhi seseorang yang ingin menjadi guru adalah bertaqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniah, baik akhlaknya, bertanggung jawab, dan berjiwa sosial. Sedangkan akhlak yang dituntut disini yakni ; mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua muridnya, gembira dan berwibawa, sabar dan tenang, bersifat manusiawi, bekerja sama dengan guru-guru lain, dan bisa bekerja sama dengan masyarakat. (Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan 1998 : 102-103).
Islam sangat menghargai seorang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Begitu tingginya penghargaan islam terhadap guru sehingga menempatkan kedudukannya setingkat dibawah Nabi dan Rosul. Sabda Nabi SAW : “sesungguhnya Allah yang maha suci, para malaikat-Nya, termasuk semut dalam lubangnya dan ikan dalam lautan, akan mendoakan keselamatan bagi orang-rang yang mengajar manusia kapada kebaikan”.(HR.Turmudzi).
Dari beberapa persyaratan diatas, sangatlah tidak ringan menjadi seorang guru yang profesional karena dituntut memiliki profesionalitas dalam bidang pendidikan yang tinggi.

2. Anak didik (peserta didik)

Anak didik merupakan salah satu dari unsur pendidikan yang harus diperhatikan dan dibimbing oleh pendidik bersama-sama dengan orang tua, karena anak didik merupakan generasi penerus bagi bangsa, agama maupun keturunan, atau persiapan generasi untuk masa mendatang, karena masa kini diciptakan oleh masa lalu. Sehingga mereka sangat memerlukan perhatian yang serius dari segi pendidikan khususnya pendidikan Islam dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Masalah anak didik ini merupakan obyek yang terpenting . Begitu pentingnya faktor anak didik di dalam pendidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menempatkan anak sebagai pusat segala usaha pendidikan ( Child Centered ). Oleh karena itu, agar dalam pemahaman serta dalam bimbingan kepada anak didik tersebut tidak bertentangan dengan kodratnya. Maka pendidik perlu memahami sifat-sifat anak didik maupun segala sesuatu tentang anak didik, baik anak didik di rumah, di sekolah maupun di perkumpulannya.
Namun demikian, dewasa ini banyak para pakar pendidikan dalam mendefinisikan anak didik ini beragam. Sehingga dalam memahami serta memperlakukan anak didik itu keliru, maka akan menyebabkan kerusakan pada diri anak didik itu sendiri. Hal ini akan jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam masyarakat, ada beberapa istilah yang dignakan untuk menyatakan peserta didik,seperti siswa, murid, santri, pelajar mahasiswa, dan sebagainya. Istilah siswa, murid, dan pelajar, umumnya digunakan untuk menyatakan peserta didik pada jenjang pendidikan dasarsampai sekolah menegah. Disebut mahasiswa pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Adapun santri digunakan untuk mengatakan peserta didik yang menuntut ilmu di pondok pesantren. ( W.J.S. Poerwadarminta 1976 : 664 dan 955 ).
Dalam bahasa Arab digunakan istilah tilmidzuntuk menyatakan peserta didik pada pendidikan dasar sampai menegah. Yang lebih tinggi disebut talib atau talib jami’iy ( Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakri 1981 : 269 ).
Adapun yang dimaksud peserta didik dalam pengetian umum adalah tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan keiatan pendidikan.
Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab 1 pasal 1 ayat 4, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengmbangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Anak didik dalam pendidikan islam ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mncapai tujuan pendidikannya melelui lembaga pendidikan ( Muhaimin dan Abdul Muib 1993 : 137 ). Artinya anak didik disini, anak yang belum dewasa yang masih membutuhkan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam keluarga, murid adalah anak didik disekolah, anak-anak penduduk merupakan anak didik masyarakat sekitrarnya, dan anak umat beraga menjadi anak didik rohaniawan agama.
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan orang-orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, maupun arahan dari orang lain. Menurut Asma Hasan Fahmi, ada 4 akhlak yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu :
1. Seorang anak didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit sebelum ia menuntut ilmu, karena belajar merupakan ibadah.
2. Seorang anak didik harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi jiwa dengan sifat keutamaan, mendekatkan diri kepada Allah, bukan utuk kemegahaan dan kedudukan.
3. Seorang pelajar harus tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan bersedia merantau.
4. Sseorang pesrta didik wajib menghormati guru dan berusaha memperoleh kerelaan dari guru ( Asma Hasan Fahmi 1974 : 175 ).
Adapun al-ghazali menetapkan 4 akhlak murid yakni :
• Memuliakan guru dan bersikap rendah hati.
• Merasa satu bangun dengan murid lainnya, sehingga dapat menyayangi dan menolong.
• Menjauhkan diri dari mempelajari berbagai madzhab yang dapat menimbulkan kekacauan dalam pemikiran.
• Tidak hanya mempelajari satu ilmu saja, melainkan mempelajari berbagai ilmu dan dapat mencapai tujuan dari masing-masing ilmu tersebut ( ABUDDIN nata 1997 : 165-166 ).
Dari uraian diatas tentang adab seorang anak didik, dapat disimpulkan betapa penting dan mulianya kedudukan seorang guru (pendidik). Tidaklah berlebihan jika Ahmad Syauqy dalam syairnya menyatakan :”Posisikanlah seorang guru ditempat yang mulia, sebsb seorang guru hampir mendekati posisi Rosul “ ( Mohammad Athiyah al-Abrasi 1996 : 65 ). Pada dasarnya setiap orang menyandang predikat sebagai pesrta didik tanpa batasan waktu dan tempat. Isyarat ini telah ditegaskan oleh nabi SAW, dalam konteks waktu, pembelajaran seseorang telah dimulai ia sejak lahir hingga meninggal dunia ; ”tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Sedangkan dalam konteks tempat, belajar dianjirkan bahkan sampai ke tempat terjauh sekalipun ; “ tuntutlah ilmu meski sampai ke negeri Cina “. Sangat menarik untuk dicermati, mengapa Nabi menganjurkan belajar sampai ke negeri Cina,yang mana bahasa, budaya, dan agamanya sangat jelas berbeda dengan Arab. Hal ini sekali lagi semakin menekankan akan pentingnya budaya belajar. Jelaaslah bahwa peserta didik dalam pandangan filsafat pendidikn islam adalah individu yang berupaya untuk mengembangkan diri dan proses pengembangan diri tersebut berlangsung sepanjang hayat. Dengan kata lain, hakikat peserta didik dalam pandangan islam adalah sosok pembelajaran seumur hidup.

Perbedaan Mengajar Dan Mendidik

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rosul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab-kitab dan hikmah (Sunah)” (QS: Al Jumu’ah : 2)

Makna mendidik dan mengajar sering dipahami keliru dalam lingkungan pendidikan. Mendidik dan mengajar sering diartikan sama adalah proses transfer ilmu dari seorang guru terhadap anak didiknya. Pengertiaan seperti ini akan berdampak pada tugas guru dan kualitas lulusan yang dihasilkan, guru terkadang sudah merasa sudah melakukan tugas sebagai pendidik padahal kegiatan yang dilakukannya baru sebatas mengajar.
Tidak seluruh penididikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan.

Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolut (sesuai syariat) dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.
Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Guru yang demikian dapat juga dikatakan pendidik yang berdakwa berbasis pendidikan, hal ini sesuai dengan yang diharapkan Allah SWT, sebagaimana tersirat dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 2.

Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, kerap kali guru merasa jenuh dan bosan apalagi jika usaha keras yang dilakukannya tidak membuahkan hasil yang diharapkan, hasil belajar siswa kurang baik dan keperibadiaan siswapun tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Apa yang salah dalam diri guru, sebagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut guru dapat menjadikan modal berikut dalam pembelajaran; (1). Rasa kasih sayang yang tulus dari pendidik pada anak didik. (2). Keikhlasan untuk membantu, membimbing dan mengarahkan anak didik untuk menjadi dirinya sendiri. (3).Keteladanan dalam arti selalu tampil dalam pikiran, perasaan, sikap dan perilaku sesuai dengan syari’at, dalam arti satu antara perkataan dan perbuatan.
Untuk menjadi pendidik yang profesional guru di haruskan memiliki kompetensi keperibadiaan, keprofesionalan, pedagogik dan sosial, dengan rincian sebagai berikut:

a. Kompetensi Keperibadiaan ; Beriman dan bertaqwa, Berakhlaq mulia, Arif dan bijaksana, Mantap, Berwibawa, Stabil, Dewasa, Jujur, Teladan, Obyektif menilai kinerja diri sendiri, Mengembangkan diri secara mandiri & berkelanjutan

b. Kompetensi Keprofesionalan ; Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuia dengan standar isi program satuan pendidikan,mata pelajaran,mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampuh serta mengusai konsep-konsep dan metode disiplin keilmuwan, teknologi atau seni yang relevan.

c. Kompetensi Pedagogik; Pemahaman wawasan atau landasan Pendidikan, Pemahaman terhadap peserta didik, Pengembangan Kurikulum/Silabus, Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis, Pemanfaatan teknologi pembelajaran, Evaluasi hasil belajar , Pengembangan potensi peserta didik.

d. Kompetensi Sosial; Berkomunikasi lisan dan tulisan atau isyarat,menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, , Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan dan serta orangtua dan masyarakat, Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan Dengan modal profesional dan pendekataan da’awi , Insya Allah guru akan menjadi pendidik yang mampu menghantarkan anak didiknya menjadi Insan yang cerdas dan sholeh.

BAB III
PENUTUP


A. Ksimpulan
Dengan filsafat pendidikan kita dituntut untuk mampu menjalani hidup sebagai kholifah dimuka bimi ini. Sangat penting suatu pendidikan dalam kehidupan kita, karena dengan adanya pendidikan kita bisa dan mampu menjawab semua permasalahan yang ada. Sesuai sabda Nabi SAW, “Barang siapa yang ingin hidup dinunia maka dengan ilmu, hidup diakhirat maka dengan ilmu, ingin hidup di keduanya maka dengan ilmu.” Tidak lupa pula kita merupakan pendidik dan peserta didik, maka dari itu kita harus senantiasa semangat dan penuh tanggung jawab dalam memberi ataupun menerima suatu ilmu pendidikan. Pendidik yang paling utama bagi peserta didik adalah orang tua, merekalah yang berperan paling penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan anak-anaknya.

B. Saran-saran
Dari uraia diatas maka penyusun memberikan saran antara lain :
1. Fahamilah akan pentingnya suatu pendidikan.
2. Peran orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak.
3. Filsafat pendidikan merupakan dasar untuk kita agar mampu menemukan jati diri.
4. Dengan pendidikan ini pula negara bisa maju dan berkembang, tidak mudah dibohongi negara lain.







DAFTAR PUSTAKA


Filsafat pendidikan islam oleh Moh. Haitami Salim, Erwin Mahrus, Pontianak ; STAIN PontianakPress, 2009.
Filsafat Pendidikan Islami oleh Ahmad Tafsir 2008.
http://education.feedfury.com
http://pakguruonline.pendidikan.net
http://wijayalabs.blogspot.com

Jumat, 05 Juni 2009

doa mohon kesembuhan penyakit

doa mohon kesembuhan dari suatu penyakit :


Jumat, 29 Mei 2009

cinta sejati

ketika manusia tumbuh dari sejak usia dini, mereka sudah mendambakan kehangatan kasih sayang yang mendalam dari seseorang. yang berperan sangat besar pada saat ini adalah seorang ibu, namun tidak menutup kemungkinan peran seorang ayah juga dapat menentukan. dimana peran mereka sangat menentukan dalam kehidupannya. Dalam perubahan yang akan dialami atau perkembangan yang terjadi akan tampak, yang mencerminkan berhasil atau tidaknya kita dalam memberikan perhatian kasih sayang dan cinta yang seutuhnya demi anak kita.

pertumbuhan demi pertumbuhan akan selalu termonitor dalam kehidupannya si anak, kita jangan panik dalam menghadapinya. semakin dewasanya pemikiran anak kita, maka akan membawa perubahan yang sangat pesat tentang psikologinya. Baik cara berpikir maupun dalam tingkah lakunya.

nah jika sudah beranjak dewasa, terkadang kita merasa kewalahan dalam menyikapi keinginan sang anak. Padahal kita para orang tua pernah merasakan saat-saat menjadi anak. banyak sekali jiwaanak dewasa yang terkadang membingingkan para orang tuanya. Tapi memang, yang namanya anak yang beranjak dewasa banyak hal yang dialaminya, tatkala dia semakin dewasa.
memikirkan masa depan yang akan dia arungi. Mau kemana dia membawa jiwa raganya, apakah menuju jalan kebaikan atau sebaliknya. Disinilah kekawatiran para orang tua dalam memikirkan anaknya.

Dalam kondisi demikian si anak akan memikirkan masa depan yang lebih cerah. Bagaimana dia menjalani hidup, dengan siapa, dimana dan bagaimana? inilah pertanyaan yang akan timbul yang akan dikjawab oleh dia sendiri. Apalagi jika di usia sekitar 24 tahun, dimana pada usia tersebut pikiran mereka tertuju pada hal yang sangat prinsip, yakni menentukan calon pendamping yang tepay untuk mengarungi bahtera kehidupan...

Sekarang sedikt panduan untuk mengenal sosok teman yang cintanya sejati, sebenarnya susah-susah gampang dalam menentukan siapa teman yang memiliki cinta sejati...? salah satunya sosok teman yang memiliki cinta sejati pasti seseorang yang kita senangi. Namun sebelum itu,kita harus ketahui apa arti cinta sejati?
Cinta sejati adalah cinta yang benar-benar tumbuh dalam hati. tumbuh tidak dipaksa, dengan sendirinya dia akan muncul,keluar dari hati sanubari yang paling dalam. Ketika itu dia akan berfikir siapakah sosok teman yang memiliki cinta sejati tersebut?
jika sudah faham dengan arti cinta sejati maka mudah bagi kita dalam menentukan teman yang memiliki cinta sejati:
1. memahami satu sama lain
teman yang memiliki cinta sejati akan faham dengan kondisi kita dan ikut merasakannya, baik itu ketika senang maupun ketika dalam keadaan yang pelik sekalipun. Serta akan membagi kebahagiaan yang dialaminya terhadap kita.
2. saling mecintai
cinta sejati tumbuh dengan sendirinya dari lubuk hati yang paling dalam. merasakan getaran cinta yang tumbuh tersebut. mencintai apa adanya tidak memandang siapa dia. baik dari kalangan dermawan atau kalangan orang tak punya.
4. muncul dalam pikiran
ketika kita merasa sedih dan senag maka dia akan muncul dalam bayangan. dia bisa menjelma seolah-olah dia menjadi aku. apa maksidnya? ketika aku sedih dia ikut merasakannya dengan berbagai cara dalam memberikan semangat agar tiak larut dalam kesedihan, dan ketika aku senag maka dia pun merasakannya.
5. menyenagkan
dia selalu menyenagkan ketika berada dihadapan kita dan merindu jika dia jauh dari kita. kita berharap bertemu dengannya walau hanya sekelip mata. Baik tutur katanya dan sopan perangainya.

ketika sosok cinta sejati sudah kita temukan, maka dia akan merasa dalam kebahagiaan. kegundahan yang mungkin selama ini muncul dalam benak pikirannya telah sirna dengan kehadiran sosok teman yang memiliki cinta sejati.

ingat saudaraku, cinta sejati tidak melebihi cintanay terhadap sang kholik. Dia malah menjadikan cinta tersebut untuk lebih mencintai sang kholik....

wallahu 'alam

Senin, 25 Mei 2009

ciri istri solehah

setiap pasangan suami istri pastilah menginginkan kehidupan dalam rumah tangganya yang sakinah mawahdah warohmah....

semuanya penuh pengorbanan yang tidak mudah, namaun jika kita berusaha sekuat yang kita mampu insya alloh kita bisa mewujudkannya....

dalam hal mencari solusi dalam mewujudkan keluarga sakinah mawahdah warohmah yang perlu kita ketahuio bersama adalah yang pertama sekali kita dalam mencari calon pasangan yang akan kita jadikan istri yang mampu mendampingi kita dalam mengarungi bahtera rumah tangga demi menuju keluarga yang bahagia.....

disini dipaparkan beberapa ciri-ciri wanita solehah yang insya alloah mampu menjadi istri yang selama ini didambakan oleh kaum adam....

yakni antara lain :

sebuah renungan yang disampaikan oleh para ulama :

"sebaik - baik perhiasan dunia adalah istri yang solehah, jika kita melihat wajahnya sungguh sangat menyenagkan, jikabicara dengannya baik tutur kata dan akhlaknya, jika ku tak dirumah dia mampu menjaga diri, harta dan anak-anakku, jika ku jauh darinya sungguh aku kan merindukannya.


Allah berfirnman....

"....sebab itu maka wanita yg soleh ialah yg taat kpd Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tdk ada, karena Allah telah memelihara (mereka)....."(QS An-Nisa': 34)


Rasulullah saw bersabda dlm hadistnya:


" Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian..karena sesungguhnya aku melihat kalian adalah lbh banyak penghuni neraka.." mereka bertanya: 'mengapa demikian wahai Rasulullah?', Rasulullah saw menjawab: "karena kalian cepat mengutuk, banyak mencela, dan selalu mengingkari kebaikan suami."


istri yang solehah senantiasa selalu beriamn dan bertaqwa kepada Alloh SWT, yang selalu menjaga rahasia/ aib keluarganya, dia bisa menjalalankan perintah suami menuju jalan Allah SWT.

seperti sebuah lagu yang dibawakan oleh h.rhoma irama bahwa wanita solehah adalah wanita yang bisa dijadikan teman dalam setiap kesusahan selalu jadi hiburan, istri solehah juga yang punya cinta sejati dialah sebaik- baik perhiasan dunia.


seorang perempuan surganya berada dibawah telapak kaki ibu namun setelah jadi seorang istri maka surganya istri brada pada suami. maka berbaktilah terhadap suami menuju jalan Allah niscaya kebaikan dan syurga yang akan diperoleh.


ingatlah wahai para istri-istri : "perempuan itu paling mudah masuk syurga dan neraka"

jika seorang wanita memahami kata-kata tersebut maka dia akan senantiasa selalu bertaqwa kepada Allah SWT.

mengapa wanita yang paling mudah masuk kepada keduanya?

mudah masuk syurga, salah satunya jika dia mentaati suaminya dalam menuju jalan Alllah SWT.

dia mampu menjaga auratnya kecuali kepada mahromnya.

mudah masuk neraka, jika dia tidak patuh terhadap suaminya dalam menuju jalan Allah SWT.

serta tidak bisa menjga diri dan keluarganya tatkala suaminya tidak berada di rumah. sngguh mulia sosok perempuan yang diberi kemudahan oleh Allah dalam mengarungi kehidyupannya didunia. masih bayak cara dan ciri-ciri seorang wanita solehah.

semoga bermanfaat bagi kita semua....

amin....!

Rabu, 20 Mei 2009

kesempatan emas...penghasilan luar biasa

ingin nambah penghasilan & cepat kaya buka website http://www.flekterkita.com/ atau ke email must_call21@yahoo.co.id

banyak deh penghasilan tambahan yang bikin dompet kosong....kenapa?
karna belanja terus,jadi uang gak sempat singgah di dompet lah....paling singgah sebentar aja,
dah keluar lagi,,,,
jangan banyak mikir, kita harus cepat bergerak demi menjemput rezeki...
jemput rezeki sebelum orang lain yang menjemput lebih awal...

ini merupakan kesempatan emas, yang merupakan kesempatan paling luar biasa.....
jangan lupa yah.....

Selasa, 19 Mei 2009

kriteria CW muslimah

banyak diantara cewek-cewek yang menampilkan sensasi yang mugkin membuat kaum adam merasa bingung untuk memilih yang cocok untuk dijadikan calon istri :
mkin berikut bisa dijadikan suatu referensi untuk mencari calon istri yang insya Alloh sedikit bisa membantu dalam mencari sosok calon istri, berikut ciri-ciri/kriteria calon istri (khusus muslim) :
1. sosok muslimah
sudah jelas dia beragama islam,,,(walau mungkin dia bukan jilbaber, kalau bisa sih jilbaber)
2. faham agama
diharapkan di faham akan agama,sehingga dia mengamalkannya.banyak dalam agama yang mengajarkan bagaimana menjadi istri yang baik dan menjelaskan hak dan kewajiban seorang istri,jadi yah mungkin jika dia faham agama,faham juga tentang hak dan kewajiban seorang istri. imannya pun mungkin kuat hahahahaaaaa.....
3. mudah bergaul
nah sosok cw yang kayak gini nih,,,yang bisa dijadikan calon istri hayoooo.....knapa???
tapi ingat yah bergaul boleh ajah tapi bergaul yang bagaimana dulu, bergaul dengan siapapun boleh demi kebaikan diri dan keluarganya, bahkan mungkin terhadap masyarkat sekitarnya.
4. cantik
banyak yang cantik sekarang,,,,? namun cantik apanya dulu, cantik disini bukanekedar cantik secara fisik namun keseluruhan yang menyangkut diri pribadi dia...huhhh memang susah kali yah mencari yang kayak gini.....?
cantik fisiknya, imannya, hatinya, akhlaknya, dan banyak lagi cantik-cantik yang lainnya....
5. faham bahwa manusia mahluk sempurna yang tidak sempurna
eit jangan bingung dengan kata-kata itu,,,,maksudnya, dia harus faham bahwa manusia itu adalah mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna dari ciptaan Allah yang lain dan manusia tidak ada yang sempurna banyak kelebihan dan kekurangan yang hinggap pada diri manusia tersebut,,,,sekarang sudah fahamkan...?

uiiiiihhhhhhhh,,,,,,jika dapat yang kayak gitu mungkin seneng yah,,,,?
kayaknya dia sosok yang sempurna walau sudah dijelaskan bahwa tidak ada yang sempurna.
semoga kaum adam mendapatkan sosok calon istri yang sesuai dengan kriteria yang diidamkan nya....amiiiin.............